Friday, November 25, 2016

Dalam renungan yang berulang, hidup dalam kenangan

Tadi malam aku memimpikannya. Kali pertama dia merasuk ke dalam tidurku, walau hampir tiap hari aku memikirkannya, merindukan keberadaannya.

Tapi mimpi itu aneh. Kau datang menemuiku, tapi kau bilang kau ada tugas. Lalu kau pergi lagi setelah berpamitan. Kau berjanji akan menemuiku lagi jika waktunya ada.

Sekian waktu berlalu, dia tak kunjung datang. Walau dia tetap memberi kabar, yang kuinginkan adalah hadirnya disampingku. Aku memutuskan untuk membezuknya.

Kau bilang kau senang. Kau katakan akan menungguku di stasiun. Tapi yang kutemui hanya supir. Ya, kau sibuk dan aku akan diantar ke tempat tinggalmu. Seperti zaman dulu saja.

Lalu semua mulai kabur. Mimpi itu hilang. Tidak ada lagi dia dengan senyumnya. Tapi yang paling kusuka adalah matanya. Besar dan berbinar. Membuat orang, setidaknya diriku merasa diterima.

Bahkan dimimpi pun aku tidak bisa bertemu lagi dengan kau. Kau dan sikapmu yang manis. Membuatku senang. Mungkin memang seperti ini jalannya.

Tidak perlu kuyakinkan diriku itu hanya mimpi. Karna kita bahkan tidak saling sapa. Cuma aku yang begini. Dia merasapun tidak. Tapi aku harap dia bahagia disana.

Lepas kekang, hidup tenang, lupakan sejenak dan nikmati hidupmu. Kau berhak.

Malam sebelum larut, Klaten - 25/11/2016

No comments:

Post a Comment