Dalam hidup, ada dua hal yang harus kita pertimbangkan.
Nasib dan usaha. Dan sebagian besar hidup diatur oleh nasib. Kadang kita merasa
sudah berusaha keras, tapi nasib berkata lain. Atau sebaliknya.
Ada hal yang kusesali dalam hidup ini, yaitu usaha. Aku
tidak benci kepada takdirku. Menurutku, Tuhan mencipta menurut kadar
masing-masing. Ada orang yang emang dilahirkan besar tanpa berusaha, ada orang yang
dilahirkan kecil atau sederhana tapi bisa menjadi besar juga dengan usaha.
Hakikatnya, yang besar membantu yang kecil. Tapi hakikat bukanlah realita. Yang
besar dari lahir, karena tidak pernah berusaha tidak tahu rasanya berbuat besar.
Sebaliknya yang kecil, karna selalu berusaha, akhirnya lama-lama menjadi orang
besar juga, bahkan lebih besar daripada orang yang besar dari kecil. Intinya,
tuhan itu menurutku adil.
Tidak selamanya takdir mengatur kita. Ada kalanya usaha kita
mengatur takdir. Mungkin kita dilahirkan dengan nasib jelek, tapi karna kita
berusaha akhirnya menjadi bagus. Walau begitu, tetap banyak orang yang menyalahkan
nasib. Karena nasib memang tidak gampang diubah. Butuh usaha keras untuk
melakukannya.
Dan itulah yang kusesali. Aku telat menyadarinya. Seumur
hidupku, usaha yang kuberikan selalu setengah-setengah. Karena menurutku, untuk
apa melakukan lebih jika hidup kita bergantung dari nasib yang diberikan tuhan?
Hanya membuang-buang tenaga.
Aku menghabiskan seluruh hidupku dengan melakukan hal yang
setengah-setengah. Akhirnya aku pun hidup pas-pasan. Aku tetap bersyukur. Walau
kerap aku menyalahkan takdirku, aku tetap bersyukur karena aku tidak
kekurangan.
Kini dipenghujung hidupku, penyesalanku datang terlambat.
Kini yang bisa kulakukan hanya melanjutkan hidupku, menghabiskan waktu hingga
akhir datang menjemput. Jika ada kehidupan kedua atau ketiga, aku tidak harap
untuk mendapat nasib baik. Namun, aku berharap aku mengingat kesalahanku yang
sekarang dan merubahnya.
No comments:
Post a Comment